Minggu, 17 Maret 2013

KEPEMIMPINAN DI ATAS KERTAS DAN DALAM WAWANCARA?



Dalam sebuah rangkaian uji Kecerdasan Umum yang dilakukan oleh seorang Psikolog, setelah uji tertulis dengan berbagai ragam soal, pada akhirnya si Penguji (Psikolog) melakukan wawancara terhadap si Teruji. Salah satu tujuan wawancara tersebut adalah untuk menggali lebih dalam tentang kompetensi KEPEMMPINAN dan KERJASAMA dari si Teruji.
Selama ini, memang untuk menguji kapasitas/kompetensi KEPEMIMPIAN danKERJASAMA bagi seseorang yang mengikuti TEST KECERDASAN UMUM, selain mengikuti test tertulis selama lebih dari dua jam dengan puluhan atau ratusan pertanyaan pilihan banyak dan pilihan ganda, pada akhrnya si Penguji akan mengajukan pertanyaan lisan dan harus dijawab dengan paparan oleh si teruji. Ini adalah upaya penggalian lebih dalam tentang kapasitas/kompetensi si TERUJI dalam setidaknya dua hal tersebut.
Apakah penjelasan atau paparan si Teruji akan dapat memuaskan rasa ingin tahu si Penguji tentang kompetensi KEPEMIMPINAN dan KERJASAMA si Teruji?
Ternyata TIDAK.
Mangapa?
Si Teruji dapat saja MEMBUAL tentang kapasitas KEPEMIMPINAN dan KERJASAMA-nya. Tentu saja dia ingin dinilai mempunyai kompetensi yang tinggi dalam dua hal tersebut. Apalagi, jika test kecerdasan itu dimaksudkan sebagai salah satu ujian dalam proses seleksi pegawai tingkat Manajerial di sebuah perusahaan/instansi. Jika ingin LULUS dan menduduki jabatan Manajerial, dia harus mengesankan tentang KEPEMIMPINAN-nya yang mumpuni dan bahkan dia harus mengesankan bahwa dia adalah seorang yang dapat bekerjasama dan ber-SINERGI dengan siapa pun dalam perusahaan/instansi.
Pada kenyataannya, si PENGUJI tidak selalu mendapatkan gambaran yang sesungguhnya tentang kapasitas si Teruji, jika memakai metode PAPER and PENCIL and INTERVIEW!
Itulah sebabnya, dalam menguji KEPEMIMPINAN, KERJASAMA, SOPAN-SANTUN, SEMANGAT dll, yang merupakan kunci dari EMOTIONAL QUOTIENT (Kecerdasan Emosi), kami memakai metode REALEQ (baca: Real-EQ, EQ yang sesungguhnya) yang berupa interaksi-dinamis antar individu. Hasilnya sangat memuaskan dalam menggali hal-hal tersebut. Kapasitas dan kompetensi seseorang dalam berinteraksi akan TERLIHAT secara GAMBLANG.
Dengan demikian penilaian dapat dilakukan tanpa ragu sedikit pun. Tim Penguji dapat langsung menilai secara obyektif dengan sangat mudah.
Kesimpulan kita, KEPEMIMPINAN dan KERJASAMA (dan SEMANGAT) tidak dapat diukur di atas KERTAS atau dengan WAWANCARA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar