Dalam sebuah rangkaian uji Kecerdasan Umum yang dilakukan
oleh seorang Psikolog, setelah uji tertulis dengan berbagai ragam soal, pada
akhirnya si Penguji (Psikolog) melakukan wawancara terhadap si Teruji. Salah
satu tujuan wawancara tersebut adalah untuk menggali lebih dalam tentang
kompetensi KEPEMMPINAN dan KERJASAMA dari si Teruji.
Selama ini, memang untuk menguji kapasitas/kompetensi
KEPEMIMPIAN danKERJASAMA bagi seseorang yang mengikuti TEST KECERDASAN UMUM,
selain mengikuti test tertulis selama lebih dari dua jam dengan puluhan atau
ratusan pertanyaan pilihan banyak dan pilihan ganda, pada akhrnya si Penguji
akan mengajukan pertanyaan lisan dan harus dijawab dengan paparan oleh si
teruji. Ini adalah upaya penggalian lebih dalam tentang kapasitas/kompetensi si
TERUJI dalam setidaknya dua hal tersebut.
Apakah penjelasan atau paparan si Teruji akan dapat memuaskan
rasa ingin tahu si Penguji tentang kompetensi KEPEMIMPINAN dan KERJASAMA si Teruji?
Ternyata TIDAK.
Mangapa?
Si Teruji dapat saja MEMBUAL tentang kapasitas KEPEMIMPINAN
dan KERJASAMA-nya. Tentu saja dia ingin dinilai mempunyai kompetensi yang
tinggi dalam dua hal tersebut. Apalagi, jika test kecerdasan itu dimaksudkan
sebagai salah satu ujian dalam proses seleksi pegawai tingkat Manajerial di
sebuah perusahaan/instansi. Jika ingin LULUS dan menduduki jabatan Manajerial,
dia harus mengesankan tentang KEPEMIMPINAN-nya yang mumpuni dan bahkan dia harus
mengesankan bahwa dia adalah seorang yang dapat bekerjasama dan ber-SINERGI
dengan siapa pun dalam perusahaan/instansi.
Pada kenyataannya, si PENGUJI tidak selalu mendapatkan
gambaran yang sesungguhnya tentang kapasitas si Teruji, jika memakai metode
PAPER and PENCIL and INTERVIEW!
Itulah sebabnya, dalam menguji KEPEMIMPINAN, KERJASAMA,
SOPAN-SANTUN, SEMANGAT dll, yang merupakan kunci dari EMOTIONAL QUOTIENT
(Kecerdasan Emosi), kami memakai metode REALEQ (baca: Real-EQ, EQ yang
sesungguhnya) yang berupa interaksi-dinamis antar individu. Hasilnya sangat
memuaskan dalam menggali hal-hal tersebut. Kapasitas dan kompetensi seseorang dalam
berinteraksi akan TERLIHAT secara GAMBLANG.
Dengan demikian penilaian dapat dilakukan tanpa ragu sedikit
pun. Tim Penguji dapat langsung menilai secara obyektif dengan sangat mudah.
Kesimpulan kita, KEPEMIMPINAN dan KERJASAMA (dan SEMANGAT)
tidak dapat diukur di atas KERTAS atau dengan WAWANCARA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar